Kamis, Desember 31, 2009

Lowongan di Akhirat



Sebuah lowongan istimewa telah dipersiapkan sebelum alam ini diciptakan. Lowongan ini terbuka bagi semua orang tanpa pengecualian, tanpa melihat pengalaman kerja, tanpa ijazah, tanpa koneksi. Lowongan ini terbuka bagi semua pengangguran maupun yang sedang bekerja dengan latar belakang apapun, baik direktur, gubernur, tukang becak, perampok, koruptor, pembunuh, pendeta, kyai, para dermawan, dll. Setiap pelamar dijamin pasti diterima di salah satu posisi yang disediakan, bahkan yang tidak melamar sekalipun pasti diterima !

Lowongan Disediakan Untuk 2 Posisi :
A. Penghuni Syurga
B. Penghuni Neraka

Uuntuk posisi A Disediakan Fasilitas dan Kompensasi sebagai berikut :

Sebelum kandidat diberi fasilitas final berupa Syurga yang kekal abadi, kandidat dijamin akan memperoleh training outdoor dan indoor, berupa :
1. Nikmat kubur.
2. Jaminan perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan meniti Sirath-al mustaqim.

Syurga memiliki berbagai kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Rasulullah bersabda, “Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (HR Muslim). Nikmat yang lebih indah dari syurga adalah ‘merasakan’ ridha Allah dan kesempatan merasakan ‘wajah’ Allah, inilah puncak segala kenikmatan, inilah kenikmatan yang tak mampu dibayangkan manusia, yaitu keindahan menikmati sifat-sifat dan kalam murni Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Uuntuk Posisi B Dipastikan akan Menikmati Beragam Kesempatan Dibawah ini

Kandidat dipastikan mendapat berbagai fasilitas Neraka berupa alam terbuka dengan fasilitas pemanas ruangan yang bertemperatur sangat luar biasa panasnya. Bahkan bila sebutir pasir neraka dijatuhkan ke muka bumi maka mengeringlah seluruh samudera di muka bumi ini dan mendidihlah kutub es yang ada di muka bumi ini. Bahkan bila seseorang dikeluarkan dari dalamnya sekejab kemudian dipindahkan ke tumpukan api unggun yang menyala-nyala di muka bumi ini maka iapun akan merasa lega. Neraka sangat luas, jadi para pelamar posisi ini tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat. Para pelamar posisi ini juga tak perlu khawatir segera mati kalau dibakar, karena tubuh kita akan dibuat sedemikian rupa hingga mampu memuai kalau dibakar (seperti kerupuk bila digoreng). Rasulullah saw bersabda, “Di neraka gigi seorang kafir akan (memuai) hingga sebesar gunung Uhud, dan (tebal) kulitnya membentang sejauh tiga hari perjalanan” (diriwayatkan oleh Abu Hurairah, HR Muslim). Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda, “Neraka dipegang oleh tujuh puluh ribu tali, dan setiap talinya di pegang oleh tujuhpuluh ribu malaikat” M(HR Muslim). Rasulullah saw bersabda, “Allah mempunyai malaikat yang jarak antara kedua belah matanya adalah sepanjang seratus tahun perjalanan” (Abu Daud, Ibn Hanbal).

Oh, ya. Fasilitas ini juga meliputi makanan gratis yang mampu membakar isi perut, minuman yang mampu membocorkan usus serta fasilitas kolam renang gratis yang berisi nanah dan darah. Beberapa pembantu gratis juga disiapkan untuk menyayat lidah orang-orang yang suka menyakiti hati orang lain, maupun menyeterika perut orang-orang yang tidak membayar zakat.

Selain fasilitas tersebut, para kandidat akan melewati masa training yang lamanya mencapai ribuan tahun, yaitu :
1. Training indoor didalam kubur berupa siksa kubur dan ‘hidup’ dalam kesengsaraan ditemani ular dan makhluk aneh lainnya serta wajah-wajah buruk selama bertahun-tahun hingga ribuan tahun di alam barzakh tergantung kualitas amal ibadahnya dan dosa-dosa yang ia lakukan.
2. Training outdoor dilakukan di padang Mahsyar selama ribuan tahun, dalam suasana kepanikan dan huru-hara yang luar biasa. Bapak, ibu, anak dan saudara-saudara kita tak mampu menolong kita karena setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Bahkan para nabipun tidak mampu menolong, kecuali nabi Muhammad SAW yang akan menolong umatnya yang rajin bersholawat padanya.

Syarat-Syarat Pelamar

- Tidak diperlukan ijazah
- Tidak diperlukan koneksi atau uang sogok.
- Tidak perlu bawa harta
- Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi.
Cukup membawa dokumen asli dari keimanan dan amal karya Anda sendiri.

Waktu Wawancara :

Wawancara tahap 1, dilakukan 7 langkah setelah pelayat terakhir meninggalkan kuburan Anda. Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya bila jenazah seseorang diletakkan di dalam kubur,maka jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu (hadist hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal). Perlu diketahui jadwal wawancara Anda ini sudah ditentukan sejak roh ditiupkan ke tubuh Anda semasa dalam kandungan ibu.

Wawancara tahap 2 : Hanya Allah lah yang tahu.

Lokasi dan Lama Wawancara

Wawancara tahap I, dilakukan di dalam kubur (alam barzakh) selama beberapa menit hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya.
Wawancara tahap II, dilakukan pada hari penghisaban (hari perhitungan) selama beberapa hari hingga ribuan tahun tergantung posisi yang dilamarnya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah pernah bersabda bahwa jarak waktu masa pengadilan antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin adalah 500 tahun. Berbahagialah Anda yang miskin selama di dunia, yang memiliki sedikit harta untuk diminta pertanggungjawabannya (karena sebutir nasi yang Anda buang akan diminta pertanggungjawabannya).

Pewawancara:

Wawancara tahap I, dilakukan oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Wawancara tahap II, dilakukan langsung oleh sang Penguasa Hari Kemudian

Wawancara Hanya Berisi 6 Pertanyaan :

1. Siapa Tuhanmu ?
2. Apa agamamu ?
3. Siapa nabimu?
4. Apa kitabmu?
5. Dimana kiblatmu ?
6. Siapa saudaramu?
Sungguh 6 pertanyaan yang sangat mudah, tapi sayangnya tidak bisa dihapal dari sekarang karena keimanan dan amal kitalah yang akan menjawabnya.

Cara Melamar:

Sekalilagi, ini benar-benar rekrutmen yang sangat istimewa, tidak perlu melamar, siapa saja dijamin diterima, bahkan untuk melamarpun Anda akan dijemput secara khusus. Dijemput oleh makhluk sekaliber malaikat yang bernama Izroil. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (bisa jadi sebentar lagi).

Benarkah Lowongan Ini ?

Simaklah hadits dibawah ini, sesungguhnya terlalu banyak rahasia alam ini yang tidak mampu kita ketahui, apalagi mengenai akhirat.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)

Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih terlena dengan dunia ini. Tidak sadar ia bahwa dirinya sedang masuk dalam program penerimaan lowongan yang ada di akhirat.

Mau Melamar ke Posisi B ?
Mudah saja, hiduplah sesuka anda…abaikan aturan…maka posisi B sudah di jamin buat anda….??


By Nur_Qalbu Al-Faqqir

Read More..

Surah Al-Ikhlas



Surah Al-Ikhlas (Arab:الإخلاص, "Memurnikan Keesaan Allah") adalah surah ke-112 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah menegaskan keesaan Allah sembari menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya. Kalimat inti dari surah ini, "Allahu ahad, Allahus shamad" (Allah Maha Esa, Allah tempat bergantung), sering muncul dalam uang dinar emas pada zaman Kekhalifahan dahulu. Sehingga, kadang kala kalimat ini dianggap sebagai slogan negara Khilafah Islamiyah, bersama dengan dua kalimat Syahadat.

Asbabun Nuzul

Ada beberapa hadits yang menjelaskan Asbabun Nuzul surah ini yang mana seluruhnya mengacu pada inti yang sama yaitu jawaban atas permintaan penggambaran sifat-sifat Allah dimana Allah itu Esa (Al-Ikhlas [112]:1), segala sesuatu tergantung pada-Nya (Al-Ikhlas [112]:2), tidak beranak dan diperanakkan (Al-Ikhlas [112]:3), dan tidak ada yang setara dengan Dia (Al-Ikhlas [112]:4).

Dilihat dari peristiwa paling pertama, Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan bahwa sekelompok Bani Quraisy pernah meminta Nabi Muhammad untuk menjelaskan leluhur Allah dan kemudian turun surah ini. Riwayat lain bersumber dari Ubay bin Ka'ab dan Jarir bin Abdillah yang menyebutkan bahwa kaum Musyrikin berkata kepada Nabi Muhammad, "Jelaskan kepada kami sifat-sifat Tuhanmu." Kemudian turun surah ini untuk menjelaskan permintaan itu. Dalam hadits ini, hadits yang bersumber dari Jarir bin Abdullah dijadikan dalil bahwa surah ini Makkiyah. Selain itu dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair menyebutkan bahwa kaum Yahudi yang diantaranya Kab bin Ashraf dan Huyayy bin Akhtab datang menemui Nabi dan bertanya hal yang sama dengan hadits pertama, kemudian turun surah ini. Dalam hadits ini Sa'id bin Jubair menegaskan bahwa surah ini termasuk Madaniyah. Dan juga riwayat Qatadah menyebutkan Nabi Muhammad didatangi kaum Ahzab (Persekutuan antara kaum Bani Quraisy, Yahudi Madinah, Bani Ghatafan dari Thaif dan Munafiqin Madinah dan beberapa suku sekitar Makkah) yang juga menyanyakan gambaran Allah dan diikuti dengan turunnya surah ini.

Karena adanya berbagai sumber yang berbeda, status surah ini Makkiyah atau Madaniyah masih dipertanyakan dan seolah-olah sumber-sumbernya tampak kotradiksi satu-sama lain. Menurut Abul A'la Maududi, dari hadits-hadits yang meriwayatkannya, dilihat dari peristiwa yang paling awal terjadi, surah ini termasuk Makkiyah. Peristiwa yang pertama terjadi yaitu pada periode awal Islam di Mekkah yaitu ketika Bani Quraisy menanyakan leluhur Allah. Kemudian peristiwa berikutnya terjadi di Madinah dimana orang Nasrani atau orang Arab lain menanyakan gambaran Allah dan kemudian turun surah ini. Menurut Madudi, sumber-sumber yang berlainan tersebut menujukkan bahwa surah itu diturunkan berulang-ulang. Jika di suatu tempat ada Nabi Muhammad dan ada yang mengajukan pertanyaan yang sama dengan peristiwa sebelumnya, maka ayat atau surah yang sama akan diwahyukan kembali untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu, bukti bahwa surah ini Makkiyah adalah ketika Bilal bin Rabah disiksa majikannya Umayyah bin Khalaf setelah memeluk Islam. Saat disiksa ia menyeru, "Allahu Ahad, Allahu Ahad!!" (Allah Yang Maha Esa, Allah Yang Maha Esa!!). Peristiwa ini terjadi di Mekkah dalam periode awal Islam sehingga menunjukkan bahwa surah ini pernah diturunkan sebelumnya dan Bilal terinspirasi ayat surah ini.

Pendapat lain yaitu menurut as-Suyuthi. Menurutnya kata "al-Musyrikin" dalam hadits yang bersumber dari Ubay bin Ka'ab tertuju pada Musyrikin dari kaum Ahzab, sehingga mengindikasikan bahwa surah ini Madaniyyah sesuai dengan hadits Ibnu Abbas. Dan dengan begitu menurutnya tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut jika surah ini Madaniyah. Keterangan ini diperkuat juga oleh riwayat Abus Syaikh di dalam Kitab al-Adhamah dari Aban yang bersumber dari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar datang menemui Nabi dan berkata, "Hai Abal Qasim! Allah menjadikan malaikat dari cahaya hijab, Adam dari tanah hitam, Iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Tuhanmu." Nabi tidak menjawab dan kemudian Jibril membawa wahyu surah ini untuk menjawab permintaan Yahudi Khaibar.

Keutamaan
Dalam kisah-kisah Islam

Dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa pahala membaca sekali surah Al-Ikhlas sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an sehingga membaca 3 kali surah ini sama dengan mengkhatam Al-Qur'an. Kisah terkait hadits itu terekam dalam beberapa kisah. Seperti kisah ketika Nabi bertanya kepada sahabatnya untuk mengkhatam Al-Qur'an dalam semalam. Umar menganggap mustahil hal itu, namun begitu Ali menyanggupinya. Umar kemudian menganggap Ali belum mengerti maksud Nabi karena masih muda. Ali kemudian membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 3 kali dan Nabi Muhammad membetulkan itu. Dalam hadits-hadits terkait hal ini, keutamaan surah Al-Ikhlas sangat memiliki peran dalam Al-Qur'an sehingga sekali membacanya sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.

Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan surah Al-Ikhlas yaitu dimana 70.000 malaikat diutus kepada seorang sahabat di Madinah yang meninggal hingga meredupkan cahaya matahari. 70.000 malaikat itu diutus hanya karena ia sering membaca surah ini. Dan karena banyaknya malaikat yang diutus, Anas bin Malik yang saat itu bersama Nabi Muhammad di Tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasannya dimana kemudian malaikat Jibril datang memberitakan kejadian yang sedang terjadi di Madinah.

Keutamaan lain

Dalam riwayat Ibnu Abbas disebutkan Nabi Muhammad ketika melakukan Isra' ke langit, melihat Arsy di atas 360.000 sendi dimana jarak antar sendi 300.000 tahun perjalanan. Pada tiap sendi terdapat padang Sahara sebanyak 12.000 dan luas tiap satu padang sahara itu adalah dari timur ke barat. Pada setiap padang Sahara itu juga terdapat 80.000 malaikat dimana setiap malaikat membaca surah Al-Ikhlas dan setelah membaca itu mereka berdoa agar pahala mereka diberikan kepada orang yang membaca al-Ikhlas, laki-laki maupun perempuan.

Selain itu Nabi Muhammad juga pernah berkata bahwa Qul Huwallahu Ahad (ayat 1) tertulis pada sayap Jibril, Allahus Shamad (ayat 2) pada sayap Mikail, Lam Yalid Walam Yuulad (ayat 3) pada sayap Izrail, dan Walam Yaqullahu Khufuwan Ahad (ayat 4) pada sayap Israfil. Dan yang membaca al-Ikhlas memperoleh pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an. Lalu berkaitan sahabat, Nabi pernah berkata bahwa Qul Huwallahu Ahad (ayat 1) tertulis pada dahi Abu Bakar, Allahus Shamad (ayat 2) pada dahi Umar, Lam Yalid Walam Yuulad (ayat 3) pada dahi Utsman, dan Walam Yaqullahu Khufuwan Ahad (ayat 4) pada dahi Ali.

Sedangkan hadits lain menyebutkan bahwa ketika orang membaca al-Ikhlas ketika sakit hingga ia meninggal, ia tidak membusuk dalam kubur dan akan dibawa malaikat dengan sayapnya melintasi Siratul Mustaqim menuju surga.



Read More..

Jumat, Desember 18, 2009

Bengkoknya Wanita


“Menyebalkan sekali perempuan ini. Ditegur sedikit sudah mengeluh.Diberi nasihat lembut-lembut, berbicara baik-baik hehhh menyebalkan sekali. Tapi kalau dibiarkan malah menjadi-jadi! Pekerjaan kita pun jadi terganggu. Bekerja dengan semangat, tak lihat kanan-kiri lagi.”

“Eh apa yang kau keluhkan ini, Fuad? Siapa yang membuatmu kesal?”

“Staff aku si Lina tuh lho. Baru ditegur sedikit, sudah mutung. Hari ini sudah tidak datang kerja. Susah memang kalau begini. Pekerjaan atasan akan terganggu.”

“Barangkali aja dia ada apaa gitu. Kamu belum tahu alasan sebenarnya sudah ngambil kesimpulan gitu aja.”

“Halllaaagh….perempuan memang kayak gitu. Kan Nabi pun bersabda bahwa perempuan itu ibarat tulang rusuk yang bengkok? Karena itu perempuan suka bikin masalah. Kalau kita luruskan, nanti patah. Kalau dibiarkan terus malah makin bengkok. Hahhhh susah..susah.”

“Jangan berbicara seperti itu, Fuad. Maksud hadist tersebut bukan seperti itu.”

“Eh, kan hadist tersesbut sudah lumrah untuk diketahui? Apa yang tak benar, Naim?”

“Maksud aku begini. Menafsirkan hadist tersebut seolah-olah perempuan itu memang Allah ciptakan sebagai satu golongan yang “disadvantage” seperti yang kamu bilang barusan seolah-olah mengatakan Allah itu berat sebelah. Padahal Allah itu Maha Adil dan Dia ciptakan lelaki dan perempuan sama saja dari segi kemampuan mereka untuk meningkatkan iman dan menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Bengkok yang disebut di dalam hadist tersebut bukan bermakna mereka itu senantiasa cenderung melakukan perkara-perkara yang tidak baik.”

“Buktinya, ketika Rasulullah Saw datang membawa ajaran Islam, baginda menaikan taraf perempuan. Mereka sebelumnya dianggap “golongan tak berguna” kemudian dijadikan “sayap kiri” masyarakat. Beliau memberika tugas-tugas yang penting kepada para perempuan, terutama bila kau m lelaki pergi berperang. Sebagai sayap kiri, tentulah mereka berperanan menyeimbangkan sayap kanan.”

“Tapi memang para perempuan itu kuat merajuk. Jenuh kita melayani mereka.”

“Merajuk bukan hanya (bisa) dilakukan perempuan saja. Para lelaki pun jago merajuk.Mungkin cara merajuk atau cara ‘protes’ itu yang tak sama. Puncak merajuk sebab iman lemah, bukan sebab jenis kelamin. Lagipula, apa salahnya kalau kita tegur perempuan dengan berlemah lembutdan hikmah. Bukankah begitu tuntunan Islam? Kalau kita marah-marah sehingga mereka protes, bukan mereka yang salah, tetapi kitalah yang salah. Barangkali saja, waktu itu kita lebih ‘bengkok’ daripada mereka!”

“Ah kamu ini. Senang betul membela perempuan.”

“Aku bukannya niat membela siapa-siapa. Aku cuma ingin meluruskan pemahaman yang tidak betul terhadap hadist tersebut.”

“Aaaa apa maksud hadist tersebut sebetulnya?”

“Perempun yang diibaratkan seperti tulang rusuk yang bengkok itu bukan bermakna satu kekurangan, tapi sebenarnya adalah satu “penyempurnaan” .
Seperti halnya juga usus manusia yang berlipat-lipat dan berlingkaran itu bukanlah satu kekeliruan tetapi begitulah keadaan usus yang sempurna. Bengkoknya tulang rusuk itu karena ia bersifat `pelindung`. Ia melindungi organ-organ penting di dalam tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, hati dan limpa. Kalau tulang kakilah yang diletakkan di dada manusia, sudah tentu ia tidak dapat berperanan sebagaimana tulang rusuk yang bengkok itu.”

“Oh begitu. Jadi bila Nabi katakan yang perempuan itu seperti tulang rusuk yang bengkok, Beliau hanyalah hendak memperlihatkan perbedaan peranan mereka dibanding lelaki?”

“Begitulah. Selain itu, maksud `tulang rusuk yang bengkok` itu ialah sifat `rahmah`. Perempuan itu sifat alaminya penyayang. Perasaannya halus. Kerana adanya sifat-sifat itu, perempuan bisa bersabar menjaga dan mengurus anak-anaknya yang beragam karakter. Mereka juga sabar dan tekun melakukan kerja-kerja rumah yang mungkin bagi kita sangat membosankan. ”

“Begitu jugalah di dalam masyarakat, perempuan sangat sesuai menjadi guru, perawat, dan apa juga bidang yang sesuai dengan kemampuannya. Oleh itu jangan coba buang sifat “bengkok” ini dari perempuan dengan memberikan mereka tugas-tugas yang tidak sesuai. Kalau tulang rusuk sudah patah, organ-organ yang penting tadi tidak akan selamat.”

“Jadi peranan mereka sebenarnya penting. Bayangkanlah betapa besar peranan dan jasa ibu yang menjaga dan mengasuh kita dari kecil hinggalah besar.”

“Hmm, betul itu Naim.”

“Sebenarnya tak ada seorangpun yang `bengkok` mengikuti tafsiran yang kamu gunakan. Bengkok atau tidaknya seorang lelaki atau perempuan itu bergantung kepada iman dan akhlaknya. Lelaki kalau tidak berusaha untuk membuang sifat-sifat yang terkeji di dalam dirinya pun akan jadi bengkok juga, malah lebih bengkok dari perempuan yang berusaha memperbaiki dirinya.”

“Baru aku sadar, akulah yang bengkok. Senang marah-marah dan tidak sabar.”

“Memang tidak sepatutnya kita lihat orang lain itu lebih `bengkok` daripada kita. Sebaliknya kita patut sentiasa merasakan yang kitalah yang lebih `bengkok` daripada semua orang lain di muka bumi ini… “

*Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah menyakiti tetangganya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya, jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah amanah supaya menjaga wanita-wanita dengan baik. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 4890)

====


Diedit ulang dari www.iluvislam.com (editor: NuurZaffan)

Read More..

Senin, November 30, 2009

Kunci Pintu Surga Dan tiada ilah (yang benar) selain Dia

Pertama dan Terakhir

Ikrar bahwa tidak ada yang berhak untuk diibadahi selain Allah adalah kewajiban pertama setiap orang. Maknanya, sebelum mengikrarkan hal ini, apa pun yang dikerjakan oleh seseorang tidak ada nilainya di sisi Allah, meski ia bersedekah emas sebesar gunung Uhud. Ikrar inilah yang menjadi pembeda antara seorang muslim dengan seorang kafir.

Rasulullah saw. bersabda: “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’, maka siapa yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ terjagalah dariku harta dan jiwanya kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya itu urusan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan ikrar itu pula kewajiban yang terakhir. Maknanya, saat seseorang dijemput maut, hatinya mesti dalam keadaan mengikrarkan hal ini. Jika demikian halnya ia akan mendapatkan kebahagiaan abadi, sedangkan jika sebaliknya yang didapatkannya adalah api yang menyala selama-lamanya.

Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa yang akhir ucapannya (sebelum mati) adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ niscaya masuk surga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Kunci Bergerigi

Ketika menjelaskan perihal hadits di atas, Imam Bukhari menyitir pernyataan Wahab bin Munabbih (34-110 H), seorang tabi’in, saat ditanya tentang ungkapan ‘Laa ilaaha illallaah’ adalah kunci surga. Wahab bin Munabbih tidak menampik pendapat itu. Beliau membenarkannya dengan memberikan catatan.

Katanya:
“Setiap kunci pastilah bergerigi khusus. Maka jika kamu membawa kunci dengan gerigi yang tepat, pintu pun terbuka untukmu, sedangkan jika gerigi kuncimu tidak tepat pintu pun tak akan terbuka.”

Berangkat dari pernyataan Wahab bin Munabbih inilah para ulama menjelaskan bahwa gerigi yang dimiliki oleh kunci surga ‘Laa ilaaha illallaah’ ada tujuh. Jika diri kita memilikinya dengan tepat, pintu surga terbuka untuk kita. Ketujuh gerigi itu adalah:

1. Ilmu

Seorang yang mengikrarkan ‘Laa ilaaha illallaah’ mestilah mengerti makna dan konsekuensi kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ yang diucapkannya. Tanpa diikuti pemahaman dan ilmu yang benar tentang makna dan konsekuensinya, ikrar seseorang takkan bermakna. Apalah makna ucapan seorang yang mabuk yang hanya memahami sebagian dari ucapannya? Atau ucapan orang tidur, bermimpi, dan ‘ngelindur’?

Allah berfirman:
“Ketahuilah bahwa tiada ilah (yang haq) selain Allah.” (QS. Muhammad: 19)

Rasulullah saw. juga bersabda:
“Barangsiapa mati sementara ia mengerti bahwa tidak ada ilah (yang haq) selain Allah, niscaya masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Yakin

Setelah mengilmui dan mengetahui makna yang terkandung dalam kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ supaya ikrarnya diterima Allah, seseorang mestilah yakin akan hal itu. Keyakinan yang tidak disertai keraguan sedikitpun.

Al-Qurthubi menyatakan:
“Pelafalan dua kalimat syahadat saja tidaklah cukup (sebagai syarat masuk surga); harus ada keyakinan hati.”

Pernyataan beliau sesuai dengan firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yan benar.” (QS. Al-Hujurat: 15)

3. Menerima

Karena keimanan seseorang tidak berhenti pada keyakinan, maka apa pun yang ditunjukkan dan menjadi konsekuensi kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ harus diterima. Menolak satu perkara saja sama dengan menolak keseluruhannya. Yang demikian itu karena apa-apa yang ditunjukkan dan menjadi konsekuensi kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ adalah satu kesatuan yang jika dipisah-pisahkan menjadi tidak berarti.

Jika perkara yang ditunjukkan dan menjadi konsekuensi kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ berupa kabar maka wujud penerimaan kita adalah meyakini kebenarannya; jika itu sudah terjadi kita yakin bahwa itu sudah terjadi, dan jika itu belum terjadi kita pun mesti yakin bahwa itu pasti terjadi. Adapun jika perkara yang ditunjukkan dan menjadi konsekuensi kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ berupa perintah atau larangan maka kita tidak boleh meyakini kebalikannya. Yang wajib adalah yang diwajibkan oleh Allah dan Rasul-Nya; yang haram adalah yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya juga.

4. Patuh

Yang dimaksud patuh di sini adalah pangkal kepatuhan atau iradah (kehendak) hati. Maksudnya: saat menghadapi ayat-ayat perintah atau larangan, tidak boleh terdetik di hati kita keengganan atau kesombongan untuk melaksanakannya. Bukankah Iblis dilaknat dan dicap kafir karena enggan dan sombong?

“Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga menjadikan kamu (Nabi Muhammad saw.) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’: 65)

Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa orang yang tidak melaksanakan perintah atau melanggar larangan belum tentu ia enggan dan sombong terhadap perintah atau larangan itu. Bisa jadi ia lalai, tidak sengaja, atau terpedaya oleh tipuan setan seperti halnya Adam yang mendekati pohon ‘terlarang’. Dan Adam tidak dilaknat dan tidak dicap kafir oleh Allah karena pelanggaran yang dilakukannya itu.

5. Sebenar-benarnya

Maksud sebenar-benarnya (shidiq) di sini adalah tidak menipu Allah (baca: menipu diri sendiri) dan tidak bermain-main dalam mengucapkan kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’. Ibnu Rajab Al-Hambali menyatakan bahwa orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ lalu ia mentaati setan dan hawa nafsunya dalam bermaksiat kepada Allah dan menyelisihinya, sama saja ia telah bermain-main dengan ucapannya. Perbuatannya mendustai ucapannya.

Allah berfirman:
“Di antara manusia ada yang mengatakan, ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian’ padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 8-9)

6. Ikhlas

Ikhlas artinya memurnikan setiap perkataan dan perbuatan hanya karena Allah. Maknanya, apa pun perkataan dan perbuatan yang menjadi konsekuensi dari kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’ mesti dihadirkan karena Allah, bukan selain-Nya. Yang demikian itu karena suatu perkataan atau perbuatan tidak akan diterima oleh Allah jika diikuti dengan riya’ atau sum’ah.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah swt. berfirman:
“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan hal mana ia menyekutukan-Ku dengan selain-Ku dalam amalan itu, niscaya aku tinggalkan ia dan sekutunya.” (HR. Muslim)

7. Cinta

Yang dimaksud cinta di sini adalah mencintai kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’, semua konsekuensinya, dan mencintai orang-orang yang komitmen kepadanya. Kemudian membenci dan memusuhi apa saja yang bertentangan dengan kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’. Begitu pun dengan orang-orang yang menentangnya.

Allah berfirman:
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)

Mengertikah Para Sahabat?

Kadang muncul pertanyaan, apakah para sahabat dulu juga mengerti bahwa gerigi kunci ini ada tujuh? Bagi yang mengerti bagaimana kodifikasi suatu ilmu itu hadir mestinya tidak kesulitan menjawab pertanyaan ini. Sebab, adanya para ulama menyatakan bahwa gerigi kunci ini ada tujuh adalah karena mereka mengkaji bagaimana kehidupan para sahabat; dan mereka mendapati bahwa meski para sahabat tidak tahu gerigi yang tujuh itu tetapi kehidupan mereka mencerminkan bahwa ketujuh gerigi itu sudah mendarah daging dengan mereka.

Wallahu a’lam.

Read More..

Cara Mengobati Rakus dan Tamak

Ketahuilah bahwa obat ini terdiri dari tiga unsur: sabar, ilmu, dan amal. Secara keseluruhan terangkum dalam hal-hal berikut ini:

1. Ekonomis dalam kehidupan dan arif dalam membelanjakan harta.

2. Jika seseorang bisa mendapatkan kebutuhan yang mencukupinya, maka dia tidak perlu gusar memikirkan masa depan, yang bisa dibantu dengan membatasi harapan-harapan yang hendak dicapainya dan merasa yakin bahwa dia pasti akan mendapatkan rezeki dari Allah. Jika sebuah pintu rezeki tertutup baginya, sesungguhnya rezeki akan tetap menunggunya di pintu-pintu yang lain. Oleh karena itu hatinya tidak perlu merasa gusar.

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَآبَّةٍ لاَ تَحْمِلُ رِزْقُهَا اللهُ يَرْزُقُهَا وَإيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-’Ankabut: 60)

3. Hendaklah dia mengetahui bahwa qana`ah itu adalah kemuliaan karena sudah merasa tercukupi, dan dalam kerakusan dan tamak itu ada kehinaan karena dengan kedua sifat tersebut, dia merasa tidak pernah cukup. Barangsiapa yang lebih mementingkan hawa nafsunya dibandingkan kemuliaan dirinya, berarti dia adalah orang yang lemah akalnya dan tipis imannya.

4. Memikirkan orang-orang Yahudi dan Nasrani, orang-orang yang hina dan bodoh karena tenggelam dalam kenikmatan. Setelah itu hendaklah dia melihat kepada para nabi dan orang shalih, menyimak perkataan dan keadaan mereka, lalu menyuruh akalnya untuk memilih antara makhluk yang mulia di sisi Allah ataukah menyerupai penghuni dunia yang hina.

5. Dia harus mengerti bahwa menumpuk harta itu bisa menimbulkan dampak yang kurang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُنْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَأَنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ


“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat yang Allah limpahkan kepada kalian.” (Hadits riwayat Muslim)

Hadits ini berlaku dalam urusan dunia. Adapun dalam urusan akhirat, maka hendaklah setiap muslim berlomba-lomba untuk mencapai derajat kedudukan tertinggi.

Penopang urusan ini adalah sabar dan membatasi harapan serta menyadari bahwa sasaran kesabarannya di dunia hanya berlangsung tidak seberapa lama untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi, seperti orang sakit yang harus menunggu pahitnya obat saat menelannya, karena dia mengharapkan kesembuhan selama-lamanya.

Dirangkum dari Terjemahan Mukhtashar Minjahul Qashidin (hlm.253-255), karya Ibnu Qudamah Al-Maqdisi, penerbit: Pustaka Al-Kautsar, Maret 2004; dengan pengubahan seperlunya oleh redaksi www.muslimah or.id)

Read More..

Minggu, November 29, 2009

Maaf Bapak...


Huft..
Hari ini rasanya hampa...sekali.
My love kirim pesan juga tapi kok rasanya beda.
Ah..suasana hatiku sedang kacau ni..:'(
Ini karena semalem Bapak SMS,dengan bunyi yang sederhana sekali tapi bikin hatiku trenyuh. Gini isinya :
" Opo sih nesu ro pake "
terjemah
" Apa masih marah ama Bapak "
Hati ini rasanya sakit..banget.
Apa pantas sih seorang anak marah kepada bapaknya.
Apalagi aku yang jauh dari Bapak, bahkan ketemu aja jarang, tapi kenapa bisa membuat Bapakku bilang seperti itu.
Maafin aku Bapak, meski hati ini sebenarnya ingin jujur, bilang " iya pak aku masih marah"
tapi tetep aja aku bales " mboten pak "
terjemah " ga pak "
Aku ga ingin menyakiti hatimu Bapak.
Biarlah hatiku yang menahan sakit ini karena smua ap yang anda lakukan.
Sakit rasanya. Ditinggal Bapak. Aku ditelantarkan hidup sendiri dengan ibu dan adikku.
Disaat aku susah dan menderita Beliau hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Apa aku ini sudah Beliau anggap tak ada, bukan keluarganya, atau bahkan bukan anaknya.
Marahku dengan Beliau sebenarnya tak dari dulu, baru-baru ini.
Aku minta sesuatu yang sebenarnya ga seberapa harganya, tapi kenapa sulit sekali,dan rasanya aku seperti dipermainkan.
Hingga Bapak telfon kira-kira begini bunyinya :
Bapak
"Ko' ga kesini"
Aku
"Aku malas Pak"
Bapak
"Ko malas knapa?"
Aku
"Gak papa"
Dan diakhiri "ya ntar kapan2 aku tak kesana Pak."
Tapi lama aku tak kesana, iya mungkin aku yang tak tepati omonganku itu jadi
Bapak sms kaya' gitu..
Ah aku masih marah dengan sikap Bapakku, yang mengentengkan aku.
Emang aku boneka apa? Bisa di sUruh gini gitu, iya sebagai anak mungkin aku punya kewajiban untuk itu.
Tapi apakah Beliau juga sudah melaksanakan kewajibannya??
Menghidupi aku, mendidikku, memberikan kasih sayang.
Aku butuh itu semua, aku butuh seorang sosok Ayah di sisiku.
Ah..apalah artinya semua angan-angan ini.
Cuma bisa berharap anak-anakku tak akan merasakan apa yang aku rasakan sekarang.
Dan untuk Bapak, semoga selalu bahagia dengan keluarga yang dibangunnya sekarang.
Ibu, i love you, aku tau apa yang Engkau rasakan Bu', aku akan berusaha bahagiakan Ibu, kita bisa jadi lebih baik Bu, meski tak ada Bapak di samping Ibu.
Kita bisa Bu.
Untuk adikku, semoga kau selalu dapat yang terbaik dalam hidupmu dek..
l love you..
Bapak, aku masih marah pada dirimu,..marah sekali..
hiks..hiks..
Ya Alloh beri aku kekuatan..

Read More..

Mungkinkah..

by : stinky
Tetes air mata, basahi pipimu.
Di saat kita 'kan berpisah.
Terucapkan janji, padamu kasihku.
Takkan kulupakan dirimu.
Begitu beratnya.
Kau lepas diriku.
Sebut namaku jika kau rindukan aku.
Aku akan datang.

CHORUS: Mungkinkah...
Kita 'kan s'lalu bersama.
Walau terbentang jarak antara kita.
Biarkan...
Kupeluk erat bayangmu.
'Tuk melepaskan semua kerinduanku.
Lambaian tanganmu, iringi langkahku.

Kebersitannya di hatiku.

Akankah dirimu, 'kan tetap milikku?

Saat kembali di pelukanku.

Begitu beratnya.

Kau lepas diriku.

Sebut namaku jika kau rindukan aku.
Aku akan datang.

CHORUS

Kau kusayang, s'lalu kujaga.

Takkan kulepas s'lamanya.

Hilangkanlah keraguanmu.
Pada diriku, disaat kujauh darimu.
Begitu beratnya.

Kau lepas diriku.

Sebut namaku jika kau rindukan aku.

Aku akan datang.


CHORUS

Kau kusayang, s'lalu kujaga.

Takkan kulepas s'lamanya.

Hilangkanlah keraguanmu.

Pada diriku, disaat kujauh darimu

Untuk kamu yang dijauh sana, sungguh aku merindukanmu...

Semoga kau baik-baik saja, kan ku jaga hati ini hanya untuk kamu..

Untuk download lagu Stinky " Mungkinkah " diatas klik
disini aja

Read More..

Rabu, November 25, 2009

Menunggu..

Menunggu..

Jadi banyak waktu kita miliki untuk berfikir, sendiri sering kali sangat kita perlukan, meneropong masa silam yang telah lewat, mungkin ada apa yang kita cari, masih tersembunyi dilipatan waktu yang tertinggal, mungkin ada apa yang kita kejar justru tak terjamah saat kita melintas,.

Tapi menunggu pun akan lebih terasa beban membosankan, banyak waktu kita terbuang tergilas oleh cuaca, "sendiri seringkali sangat menyakitkan", meneropong masa depan dari sisi yang gelap mungkin ada apa yang kita takuti, justru telah menghadang di hari-hari nanti, mungkin ada yang kita benci, justru tlah menerkam menembusi seluruh jiwa kita, memang seharusnya kita tak membuang semangat masa silam, bermain dalam dada, setelah usai mengantar kita tertatih-tatih sampai disini...

:aku akan tetap sendiri disini, menunggu hingga saat yang indah itu tiba, kurasa sakit dengan kesendirian ini hanya sementara, berusaha kuabaikan rasa ini..:

Read More..

Bolehkah aku memiliki sucinya hatimu..??


Tak perlu aku ragu
Akan ketulusan bahasa cintamu
Kesucian hatimu
Jika dikemudian hari benar kau katakan cinta,
Sebab kau mencinta
Atau ketika kau tumpahkan sekian lama kerinduan
Pada gadis yang ingin memiliki kesucian hatimu.

Kaulah lelaki,
Teristimewa yang pernah aku kenal
Tiada membandingi sucinya pandanganmu
Tiada membandingi
Bibirmu yang tiada pernah fasih
Berkata tentang cinta dan kasih sayang
Namun betapa tulusnya kasihmu.

Aku mengagumimu
Bolehkah aku miliki sucinya hatimu?
Di ujung hatimu kau ceritakan
Beribu kata
Sejuta makna
Beribu kata, sejuta makna
Kecuali kata-kata tentang cinta
Kecuali beribu makna tentang kerinduan
Sebab itulah, betapa sucinya hati dan pandanganmu
Bolehkah aku miliki sucinya hatimu?

Read More..

Minggu, November 22, 2009

Chatting facebook via hp

Setelah banyak yang asik chating ym lewat hp, kini banyak yang mencari info tentang cara chatting facebook di hp, memang tampilan facebook di handphone sangat berbeda dengan yang ada di komputer, mungkin karena di handphone layar untuk full size facebook tak mencukupi alias terlalu besar size nya, jadi di ringkas untuk tampilan di hp. Cara Chating Facebook lewat handphone atau HP? Pertanyaan itu kemaren saya dapatkan dari Teman saya yang sedang maen Facebook lewat pc. Sepengetahuan saya ada beberapa aplikasi unik yang bisa digunakan di Handphone untuk Chating Facebook. Contoh Aplikasi Handphone yang biasa digunakan yaitu Nimbuzz, eBuddy. Lalu bagaimana cara chating Facebook lewat Handphone menggunakan aplikasi tersebut? Mudah saja tinggal kita dowload dari hp Nimbuzz, eBuddy. Berikut spefikasi dari aplikasi2 tsb : 1. Nimbuzz Aplikasi satu ini mampu terkoneksi ke berbagai chat server seperti ke jaber, Yahoo Mesengger, MSN, Facebook, Gtalk, ICQ, dan sebagainya. Dan aplikasi ini juga mendukung hampir semua handphone seperti Black Bary, Windows Mobile, IPhone, Symbian S60v2, Symbian S60v3, Symbian UQ, Java Phone, PDA, Smart Phone dan sebagainya. Sungguh aplikasi yang yang menarik untuk handphone anda. “Dicoba aja, gratis kok” download aja disini: http://get.nimbuzz.com 2. Ebuddy Mobile Mesengger Aplikasi ini sama dengan Nimbuzz, namun server yang bisa di akses lebih sedikit, bisa sing in ke Yahoo Mesengger, Facebook, Gtalk, ICQ, dan sbagainya. Dan aplikasi ini juga mendukung hampir semua handphone seperti Black Bary, Windows Mobile, IPhone, Symbian S60v2, Symbian S60v3, Symbian UQ, Java Phone, PDA, Smart Phone dan sebagainya. Untuk mendownload klik for PC: http://get.ebuddy.com Ato itu semua isa dicari dengan mudah di wap.getjar.com.. Ok sekian dulu ya..muga sukses..salam super..:^^

Read More..

Jumat, November 20, 2009

Saudariku, jagalah dirimu dengan jilbabmu…

Alhamdulillah akhir – akhir ini banyak diantara saudari muslimah kita yang mulai melindungi diri mereka dengan jilbab. Kenyataan ini cukup menggembirakan bagi masyarakat kita saat ini.Ini bukti konkret ya,. adek2 kelas saya itu banyak yang memakai jilbab. Alhamdulillah.. Tapi apakah jilbab yang dikenakan kebanyakan saudari muslimah kita sudah sesuai tuntunan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam???Hm..seperti saya sendiri ini juga baru belajar..:^.^ Apakah jilbab yang mereka kenakan adalah jilbab sebagaimana yang dikenakan teladan muslimah ‘Aisyah radliyallahu’anha??? Apakah jilbab yang mereka kenakan adalah jilbab sebagaimana yang dikenakan oleh wanita – wanita shalihah pada masa kurun terbaik (para shabiyah)??? Alangkah baik jika bagi saudari muslimah semuanya untuk menelaah petikan ilmu dari Imam al Muhaddits Muhammad Nashiruddin al Albany berikut ini. Semoga membawa manfaat dan perubahan bagi saudariku muslimah…Inilah kriteria jilbab untukmu wahai muslimah…Kita sama-sama belajar yuk.. 1. MELIPUTI SELURUH BADAN SELAIN YANG DIKECUALIKAN Syarat ini terdapat dalam firman Allah dalam surat An-Nuur : 31 berbunyi : “Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka (mertua) atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudar mereka (kakak dan adiknya) atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka (=keponakan) atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” Juga firman Allah dalam surat Al-Ahzab : 59 berbunyi : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin : “Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya : “Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi, kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.” Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan. Al-Qurthubi berkata : Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya.” 2. BUKAN BERFUNGSI SEBAGAI PERHIASAN Ini berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nuur ayat 31 berbunyi : “Dan janganlah kaum wanita itu menampakkan perhiasan mereka.” Secara umum kandungan ayat ini juga mencakup pakaian biasa jika dihiasi dengan sesuatu, yang menyebabkan kaum laki-laki melirikkan pandangan kepadanya. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33 : “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti oang-orang jahiliyah. Juga berdasarkan sabda Nabi : “Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah dan mendurhakai imamnya serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Dikeluarkan Al-Hakim 1/119 dan disepakati Adz-Dzahabi; Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad; At-Thabrani dalam Al-Kabir; Al-Baihaqi dalam As-Syuaib). Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19). 3. KAINNYA HARUS TEBAL (TIDAK TIPIS) Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali harus tebal. Jika tipis, maka hanya akan semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda : “Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti terdapat bongkol (punuk) unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk.” Di dalam hadits lain terdapat tambahan : “Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.” (At-Thabrani dalam Al-Mujam As-Shaghir hal. 232; Hadits lain tersebut dikeluarkan oleh Muslim dari riwayat Abu Hurairah. Lihat Al-HAdits As-Shahihah no. 1326). Ibnu Abdil Barr berkata : Yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang. (dikutip oleh As-Suyuthi dalam Tanwirul Hawalik III/103). Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsannya Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju Qubthiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata : Jangan kamu pakaikan baju ini untuk istri-istrimu !. Seseorang kemudian bertanya : Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidk melihatnya sebagai pakaian yang tipis ! Maka Umar menjawab : Sekalipun tidak tipis, namun ia mensifati (menggambarkan lekuk tubuh). (Riwayat Al-Baihaqi II/234-235; Muslim binAl-Bitthin dari Ani Shalih dari Umar). Atsar di atas menunjukkan bahwa pakaian yang tipis atau yang mensifati dan menggambarkan lekuk-lekuk tubuh adalah dilarang. Yang tipis (transparan) itu lebih parah daripada yang menggambarkan lekuk tubuh (tapi tebal). Oleh karena itu Aisyah pernah berkata : “Yang namanya khimar adalah yang dapat menyembunyikan kulit dan rambut.” 4. HARUS LONGGAR (TIDAK KETAT) SEHINGGA TIDAK DAPAT MENGGAMBARKAN SESUATU DARI TUBUHNYA Usamah bin Zaid pernah berkata : Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaiakan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan). Aisyah pernah berkata : Seorang wanita dalam shalat harus mengenakan tiga pakaian : Baju, jilbab dan khimar. Adalah Aisyah pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab dengannya. (Ibnu Sad VIII/71). Pendapat yang senada juga dikatakan oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus mengenakan seluruh pakainnya : Baju, khimar dan milhafah (mantel). (Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf II:26/1). Ini semua juga menguatkan pendapat yang kami pegangi mengenai wajibnya menyatukan antara khimar dan jilbab bagi kaum wanita jika keluar rumah. 5. TIDAK DIBERI WEWANGIAN ATAU PARFUM Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata : Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (An-Nasai II/283; Abu Daud II/192; At-Tirmidzi IV/17; Ahmad IV/100, Ibnu Khuzaimah III/91; Ibnu Hibban 1474; Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz-Dzahabi). Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda : “Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu अवानाह dalam kedua kitab Shahih-nya; Ash-Shabus Sunan dn lainnya) Dari Abu Hurairah bahwa ia berkata : Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang memakai bakhur (wewangian yang berasal dari pengasapan), maka janganlah ia menyertai kami dalam menunaikan shalat Isya yang akhir.” (ibid) Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah : Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian menerpanya. Maka Abu Hurairah berkata : Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-Baihaqi III/133; Al-Mundziri III/94). Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata : Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki (Al-Munawi dalam Fidhul Qadhir dalam mensyarahkan hadits dari Abu Hurairah). Saya (Al-Albany) katakan : Jika hal itu saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya. Al-Haitsami dalam kitab AZ-Zawajir II/37 menyebutkan bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dn berhias adalah termasuk perbuatan kabair (dosa besar) meskipun suaminya mengizinkan. 6. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN LAKI-LAKI Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyrupakan diri dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya. Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria (Abu Daud II/182; Ibnu Majah I/588; Ahmad II/325; Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi). Dari Abdullah bin Amru yang berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : “Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.” (Ahmad II/199-200; Abu Nuaim dalam Al-Hilyah III/321)Dari Ibnu Abbas yang berkata : Nabi melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda : “Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan dan Umar juga mengeluarkan si fulan.” Dalam lafadz lain : “Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria.” (Al-Bukhari X/273-274; Abu Daud II/182,305; Ad-Darimy II/280-281; Ahmad no. 1982,2066,2123,2263,3391,3060,3151 dan 4358; At-Tirmidzi IV/16-17; Ibnu Majah V/189; At-Thayalisi no. 2679). Dari Abdullah bin Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak memiliki rasa cemburu)” (An-Nasai !/357; Al-Hakim I/72 dan IV/146-147 disepakati Adz-Dzahabi; Al-Baihaqi X/226 dan Ahmad II/182). Dalam haits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya. Ini bersifat umum, meliputi masalah pakaian dan lainnya, kecuali hadits yang pertama yang hanya menyebutkan hukum dalam masalah pakaian saja. 7. TIDAK MENYERUPAI PAKAIAN WANITA-WANITA KAFIR Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakain khas mereka. Dalilnya : Firman Allah surat Al-Hadid : 16, berbunyi : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al-Iqtidha hal. 43 : Firman Allah “Janganlah mereka seperti…” merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat kemaksiatan. Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini (IV/310) berkata : Karena itu Allah melarang orang-orang beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang. Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad) : “Raaina” tetapi katakanlah “Unzhurna” dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih.” Ibnu Katsir I/148 berkata : Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mnyerupai ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir. Sebab, orang-orang Yahudi suka menggunakan plesetan kata dengan tujuan mengejek. Jika mereka ingin mengatakan “Denagrlah kami” mereka mengatakan “Raaina” sebagai plesetan kata “ruunah” (artinya ketotolan) sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 46. Allah telah memberi tahukan (dalm surat Al-Mujadalah : 22) bahwa tidak ada seorang mumin yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mumin, sedangkan tindakan menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan 8. BUKAN PAKAIAN UNTUK MENCARI POPULARITAS (PAKAIAN KEBESARAN) Berdasarkan hadits Ibnu Umar yang berkata : Rasulullah bersabda : “Barangsiapa mengenakan pakaian (libas) syuhrah di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (Abu Daud II/172; Ibnu Majah II/278-279). Libas Syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakain tersebut mahal, yang dipakai oleh seseorang untuk berbangga dengan dunia dan perhiasannya, maupun pakaian yang bernilai rendah, yang dipakai oleh seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya (Asy-Syaukani dalam Nailul Authar II/94). Ibnul Atsir berkata : “Syuhrah artinya terlihatnya sesuatu. Maksud dari Libas Syuhrah adalah pakaiannya terkenal di kalangan orang-orang yang mengangkat pandangannya mereka kepadanya. Ia berbangga terhadap orang lain dengan sikap angkuh dan sombong.” Kesimpulannya adalah : Hendaklah menutup seluruh badannya, kecuali wajah dan dua telapak dengan perincian sebagaimana yang telah dikemukakan, jilbab bukan merupakan perhiasan, tidak tipis, tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum pria atau pakaian wanita-wanita kafir dan bukan merupakan pakaian untuk mencari popularitas. Semoga kita semua mendapatkan hidayah dari-NYA.. selalu istiqomah, dan selalu dalam lindungan-NYA. Ini adalah pelajaran buat semua muslimah, maka sebarkan kebenaran ini agar syiar Islam cepat tersebar dimana-mana. Amin ya robbal alamin.. Dikutip dari Kitab Jilbab Al-Marah Al-Muslimah fil Kitabi was Sunnah (Syaikh Al-Albany)

Read More..

Senin, Agustus 03, 2009

Ramuan untuk Deman Berdarah

Dalam mengantisipasi wabah demam berdarah (DBD), Departemen kesehatan kini tengah meneliti virus DBD yang diambil dari sampel darah pasien di sejumlah daerah. Namun penelitian tersebut belum secara luas dilakukan akibat terhambat ketiadaan dana, seperti dikatakan dalam liputan6.com. Suatu inovasi teknologi guna membantu mengatasi wabah DBD telah berhasil ditemukan. Inovasi teknologi yang dihasilkan Balittro tersebut berupa plasma nutfah tanaman obat, khususnya untuk pengobatan DBD. Tanaman obat tersebut harus dicampurkan satu dengan lainnya agar tercipta suatu ramuan obat alami. Salah satu ramuan alami untuk mengobati DBD berupa sirup kesehatan. Untuk membuatnya diperlukan bahan-bahan berupa kunyit (2-4 jari), temu ireng (2-3 buah), dan daun meniran (3-4 pohon). Selain itu diperlukan pula daun pepaya tua (2 lembar), daun jambu biji merah (2-3 lembar), serta garam secukupnya. Semua bahan tersebut dicuci bersih, lalu dihancurkan menggunakan blender. Campurkan pula satu gelas air ke dalamnya. Peras ramuan tersebut dan minumkan hasil perasannya setiap empat jam sekali. Lalukan hal tersebut secara berulang hingga pulih. Ramuan tersebut cukup manjur untuk mengobati DBD dan tidak menimbulkan efek sampaing bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar ramuan mengandung berbagai macam khasiat. Daun pepaya dan jambu biji merah diyakini dapat membunuh virus DBD. Kunyit diketahui sebagai anti biotik, sedangkan temu ireng dapat menyembuhkan luka lambung. Adapun meniran berguna untuk menaikan jumlah trombosit, dan garam dapat menaikkan tekanan darah. Balai Penelitian Tanaman frempah dan Obat (Balitrro) mempunyai mandat melakukan penelitian terkait dengan komoditas tanaman rempah dan obat. Sebagai lembaga penelitian yang mempunyai tujuan menggali kefektifan, keamanan dan kualitas obat herbal Indonesia dalam pelayanan kesehatan dan produksi obat herbal, Balittro telah mengoleksi tanaman obat sekitar 450 spesies. Indonesia memang terkenal akan kekayaan plasma nutfahnya, khususnya rempah dan obat. Tak heran nusantara ini menjadi incaran banyak negara sejak dulu kala. Sumber badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Read More..