28 Februari 2013. Ya, hari itu adalah hari Kamis. Saatnya saya mengikuti kuliah pertama saya dalam mata kuliah Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar PKn, dalam mata kuliah ini saya kembali bertemu dosen yang paling kritis dan ngeselin sedunia ”ah yang bener..hehe”. Dosen yang cukup memutar otak saya dengan kajian Konferensi Meja Bundarnya, tentang kasus Sipadan Ligitan, tentang Tulisan Rifqi Muna “Dinamika Konsep Pertahanan Era Reformasi”, tentang tulisan Daoed Joesoef “Geopolitik dan Geostrategi”, tentang LoI (Letter of Intens) IMF dan Indonesia, dan masih banyak lagi, yang mengajari saya untuk lebih berpikir kritis.
Kembali ke
hari pertama saya mengikuti perkuliahan hari itu, pertemuan pertama ini beliau
mencoba memaparkan kenapa kami (Calon guru PPKn) harus mempelajari Kajian
Kurikulum dan Bahan Ajar PKn. Dikaitkan mulai dari kemampuan seorang guru yang
harus mempunyai kompetensi profesional, kepribadian, pedagogik dan sosial.
Selanjutnya bagian dari kompetensi profesional dan pedagogik, seorang guru
harus bisa mengembangkan kurikulum, apalagi kurikulum semakin berkembang dari
waktu ke waktu, agar seorang guru tidak monoton dan membosankan dalam
menyampaikan materi dan tidak menjadi ceroboh dalam menyampaikan materi.
Di sela-sela
beliau menyampaikan kajian, ada hal unik yang saya tangkap dalam perkuliahan
saya waktu itu. Beliau bilang “Jadi guru itu jangan suka boong, jangan suka
mengada-ada”. Selanjutnya beliau mencontohkan anaknya yang masih SD, ditanya
gurunya begini “Anak-anak matahari terbit dari mana?”. Serentak anak-anak
menjawab “Dari timur buu”, beliau menimpali begini “Logikanya dimana matahari
terbit dari timur, wong matahari itu gak pernah tidak terbit kok, matahari itu
terbit terus, buminya aja yang berputar”. Saya pikir benar juga ya, jika saya
tak pernah mendengar ini, seterusnya juga saya akan bilang kalo matahari itu
terbit dari timur, hehe.
Selanjutnya
beliau menunjuk salah satu teman saya, dia ketua tingkat di kelas saya, lulusan
pondok pesantren, asli orang Padang. Kemudian beliau menanyakan, “Mas Naser,
apa bedanya norma hukum dan norma agama?”. Naser jawab “Bedanya terletak pada
pembuatnya Pak, norma hukum dibuat oleh manusia, dan norma agama dibuat oleh
Tuhan.” Bapak menimpali “Bagaimana kaitannya dengan sanksi?” “Oiya Pak, sanksi
dalam norma hukum tegas dan bisa dikenakan langsung di dunia, sedangkan norma
agama tidak pak, sanksi yang dikenakan pada pelanggarnya nanti di akhirat.”
Begitu teman kami menjawab pertanyaan Bapak, saya pikir uda bener sih, tapi
ternyata apa? Bapak bilang “Lho ini, yang bilang lulusan Pondok Pesantren,
ngerti agama, yang ngajari dulu gurunya juga pasti bilang gitu, berarti gurunya
salah juga ya bukan cuma si Naser, kok bisa norma agama nanti sanksinya bisa
dikenakan di akhirat, padalah dalam Al Quran kan sudah dijelaskan, jika mencuri
ya dipotong tangannya, itu kan di dunia bisa langsung dikenakan toh”. Langsung
seisi kelas pada bengong, hahaha...kok bisa-bisanya ilmu yang kami pelajari
sejak SD itu ternyata salah toh. Salah turun temurun, latah yang salah. Hehe..
Saya menjadi
sadar, tugas berat menanti kami di depan sana. Dari kesalahan sistem pendidikan
di Indonesia sekarang ini. Menjadikan generasi yang pandai hanya dalam materi
tapi sedikit diajarkan pandai dalam perilaku dan perasaan. Saya dan kawan-kawan
mengajarkan tentang moral, hukum dan politik. Menjadikan manusia yang bermoral,
taat hukum dan tidak acuh pada tanah kelahirannya. Tapi sebelum itu semua,
biarlah saya dulu yang belajar tentang itu, agar saya bisa memberikan
keteladanan untuk murid-murid saya kelak, karena keteladanan adalah kurikulum
yang tersembunyi, yang menyatu dalam pribadi setiap manusia. Dan lagi saya akan
tetap menjadi diri saya dengan meniru pemikiran dosen saya yang saya ceritakan
diatas, Pak Machmud Al Rasyid, terima kasih Anda telah menginspirasi saya untuk
menjadi lebih baik, menjadikan saya lebih luas dalam memandang setiap hal dan
persoalan, dan melihat baru dalam hidup ini tanpa melupakan kesalahan masa
lalu.
Mulai hari
itu, saya semakin semangat untuk menambah ilmu saya yang sangat sempit ini,
semangat diskusi dengan teman-teman, semangat dengan hari-hari baru
selanjutnya, dan semakin semangat memperbaiki diri untuk dapat menyebarkan
kebaikan dan kebenaran. ^^ (Ice Tea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar